Industri Petrokimia: Chandra Asri Petrochemical Resmi Beroperasi

Jakarta - PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP), perusahaan hasil merger PT Chandra Asri dengan PT Tri Polyta Indonesia Tbk, secara resmi beroperasi. Ini menjadikan industri petrokimia yang terintegrasi dari hulu ke hilir ini bisa lebih efisien.
Presiden Direktur Chandra Asri Petrochemical Erwin Ciputra mengatakan, penggabungan kedua perusahaan mendapat persetujuan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Tepatnya melalui izin usaha penggabungan perusahaan penanaman modal Nomor 5 Tahun 2010 tertanggal 31 Desember 2010.

Kemudian, operasional perseroan juga mendapat pernyataan efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Kementerian Keuangan serta memperoleh kekuatan hukum dengan terbitnya surat dari Kementerian Hukum dan HAM Nomor AHU/ 54545. AH.01.02.2010 per 22 November 2010. Perdagangan saham perseroan di bursa akan efektif dilakukan pada Senin, 3 Januari 2011.

"Dengan efektifnya merger ini, memudahkan kami untuk melakukan berbagai langkah strategis. Khususnya dalam meningkatkan kapasitas serta nilai tambah industri petrokimia secara efektif dan efisien," katanya di Jakarta, kemarin.

Erwin memaparkan, dengan beroperasinya CAP maka perseroan dapat mewujudkan rencana peningkatan kapasitas produksi ethylene, polyethylene, polypropylene, dan berbagai produk petrokimia lainnya. Saat ini, perseroan tengah melakukan program peningkatan produksi polypropylene dengan menambah mesin baru. Ini untuk meningkatkan kapasitas produksi dari 360. 00 ton menjadi 480.000 ton per tahun.

Perseroan sendiri mengganggarkan biaya investasi sebesar Rp 300 miliar dan direncanakan sudah dapat beroperasi pada Maret 2011. Selain itu, CAP juga berencana meningkatkan kapasitas produksi ethylene dari 600.000 ton menjadi 1 juta ton per tahun. Juga polyethylene dari 320.000 ton menjadi 540.000 ton dalam kurun waktu 3 hingga 5 tahun mendatang.

Untuk menyambung mata rantai produksi petrokimia dari hulu ke hilir, pada Juni 2011 perseroan akan membangun pabrik butadiene pertama di Indonesia yang diharapkan selesai pada pertengahan 2013.

Pabrik dengan total investasi sebesar 100 juta dolar AS ini berkapasitas sebesar 100.000 ton per tahun. Selanjutnya akan dioperasikan oleh anak perusahaan CAP, yaitu PT Petrokimia Butadiene Indonesia.

Seluruh produksi butadiene akan dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan selebihnya akan diekspor. Butadiene merupakan bahan campuran untuk membuat karet sintetis dan selanjutnya menjadi komponen untuk membuat ban serta berbagai komponen otomotif lainnya. Selama ini, kebutuhan butadiene dalam negeri masih diimpor dari luar negeri, seperti Jepang dan Korea.

"Dengan tersedianya butadiene di dalam negeri, maka sebagian biaya produksi ban dan komponen otomotif lainnya dapat dipangkas. Sehingga, industri petrokimia dan otomotif nasional mempunyai kesempatan untuk tumbuh berkembang dalam beberapa tahun mendatang," ujar Erwin.

Sumber: Suarakarya-online.com, 3 Januari 2011

Tidak ada komentar: